Herzlich Willkommen

Live processing contents

Sunday, November 21, 2010

JOHARI WINDOW

KETERAMPILAN INTERPERSONAL


 

Tugas ke VII

Sejak kurang lebih 4 abad sebelum masehi, filsuf besar, Socrates dari Yunani mengatakan:  Kenalilah diri sendiri (lihat Koentjoro, 1989). Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri ini dikatakan Noesjirwan (lihat Koentjoro, 1989) merupakan langkah yang diperlukan orang untuk dapat menjalankan kehidupan ini secara efektif. Kekuatan-kekuatan yang ada

pada diri merupakan aset dalam kehidupan sehari-hari, namun demikian apabila kekuatan-kekuatan ini tidak disadari maka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri akan hilang. Demikian halnya dengan kelemahan-kelemahan yang ada pada diri seseorang. Kelemahan-kelemahan yang tidak disadari, tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga dapat menyusahkan orang lain. Ada orang yang tidak tahu bahwa dirinya orang terlalu percaya diri sehingga dia merasa lebih mampu, sementara orang lain menganggap bahwa kemampuannya ‘biasa-biasa’ saja.

Pengenalan diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri (Grinder, 1978) merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun moral. Persepsi tersebut meliputi sesuatu yang dicita-citakan maupun keadaan yang sesungguhnya. Aspek fisik yang dipersepsi meliputi penilaian terhadap tubuh, pakaian, benda miliknya dsb. Aspek sosial meliputi bagaimana peranan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah dalam kehidupan seseorang.

Konsep diri positif pada akhirnya akan membetuk harga diri yang kuat. Harga diri merupakan penilaian tentang keberartian diri dan nilai seseorang yang didasarkan atas proses pembuatan konsep dan pengumpulan informasi tentang diri beserta pengalamannya (Johnson & Johnson, 1991). Oleh karenanya, orang dengan konsep diri positif akan lebih tepat memberikan nilai keberartian dirinya. Orang dengan harga diri rendah menyebabkan kurang percaya diri, sehingga tidak efektif dalam pergaulan sosial.

 Untuk mencapai suatu tahap kesadaran diri, orang membutuhkan pengalaman dan interaksi sosial. Seseorang dapat mengemukakan fikiran, perasaan, ide, atau kekesalan pada orang lain dengan harapan orang lain akan memberikan perhatian atau umpan balik pada dirinya. Salah satu upaya mengenal lebh jauh tentang diri melalui teknik pengenalan diri yaitu Jendela Johari.

JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI )
Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.

Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-rapat.

Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul. Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain. Gambaran kepribadian di bawah ini dapat memberikan contoh mengenai daerah-daerah dalam Jendela Johari.

 

(Publik Area)

A

Daerah Publik

(Blind Area)

B

Daerah Buta

 

Daerah Tersembunyi

C

(Hidden Area)

(Unconscious Area)

D

Daerah yang tidak Disadari

Gambar  Jendela Johari

Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul.

Upaya pengenalan diri pada dasarnya dapat dijelaskan dari teori persepsi diri (self-perception), teori perbandingan sosial (social comparison theory) (Brigham, 1991) maupun umpan balik orang lain.

 Teori persepsi diri menyatakan bahwa seseorang memahami sikap dan emosinya sebagian melalui pengamatan yang dilakukan terhadap perilakunya atau lingkungan dimana perilaku itu terjadi. Melalui metode ‘instrospeksi’ orang akan mengerti apa yang dilakukan dan bagaimana seseorang merasakan dan bereaksi.

Teori perbandingan sosial menyatakan bahwa untuk menilai dengan tepat pikiran, perasaan dan perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dengan orang lain. Permasalahannya adalah orang seperti apa yang dijadikan standar atau pembanding?

Dikatakan Brigham (1991), pada umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang yang dinilai mempunyai kesamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam usia, jenis kelamin, atau pegalaman. Melalui perbandingan sikap, emosi, atribut, dan kemampuan dengan kelompok acuan, seseorang memperoleh persamaan dan keunikan diri. Oleh karenanya, melalui perbandingan sosial, orang tidak hanya mendapatkan penilaian diri saja, tetapi juga pengembangan pribadi.

 Cara ke tiga yang dapat ditempuh untuk lebih mengenal diri melalui bantuan orang lain dengan cara meminta umpan balik yaitu bagaimana oang lain memandang kita dan bagaimana mereka bereaksi terhadap perilaku kita. 

Berikut ini akan diuraikan teknik pengenalan diri yaitu pengungkapan diri dan menerima umpan balik.

PENGUNGKAPAN DIRI

 Konsep pengungkaan diri pertama kali dipopulerkan oleh Sidney M. Jourard pada tahun 1971 (lihat Higgins, 1982). Pengungkapan diri didefinisikan sebagai aktivitas yang mengungkapkan bagaimana anda sedang bereaksi pada suatu situasi yang terjadi pada saat itu dan memberikan informasi mengenai pengalaman masa lalu yang masih relevan untuk memahami reaksi yang terjadi pada saat itu. Reaksi-reaksi pada orang atau peristiwa tidak sebanyak/sedalam fakta yang dirasakan. Menjadi orang yang mengungkapkan diri berarti membagi pada orang lain bagaimana merasakan peristiwa yang baru saja terjadi, dan bukan mengungkapkan secara detil pengalaman hidup di masa lalu (Johnson, 1993). Orang dapat mengetahui dan memahami orang lain, tidak perlu mengetahui pengalaman masa lalunya tetapi lebih pada bagaimana ia melakukan reaksi pada saat itu. Pengalaman masa lalu akan membantu sejauh memperjelas mengapa seseorang melakukan tindakan dengan suatu cara tertentu.  (Sumber : http://avin.staff.ugm.ac.id/)

 

Hasil jendela jauhari pengisian dari  http://kevian.org/johari

Subjek : Aginta Geniusa

Pooling oleh :

andi saputra thinks                  : able, clever, complex, self-assertive, tense, ingenious.

Slamet_Darmawan thinks       : logical, intelligent, friendly, organised, kind, confident.

m.tri thinks                              : confident, idealistic, organised, kind, ingenious.

jihad thinks                             : ingenious, relaxed, calm, knowledgeable, dependable.

miftah thinks                           : calm, clever, knowledgeable, confident, friendly, helpful.

rizky thinks                             : organised, introverted, calm, responsive, proud, quiet.

yudhis thinks                           : confident, friendly, happy, logical, powerful.

 

 



57% of people think that aginta is confident from polling with http://kevian.org/view/aginta

All Percentages

able (14%) accepting (0%) adaptable (0%) bold (0%) brave (0%) calm (42%) caring (0%) cheerful (0%) clever (28%) complex (14%) confident (57%) dependable (14%) dignified (0%) energetic (0%) extroverted (0%) friendly (42%) giving (0%) happy (14%) helpful (14%) idealistic (14%) independent (0%) ingenious (42%) intelligent (14%) introverted (14%) kind (28%) knowledgeable (28%) logical (28%) loving (0%) mature (0%) modest (0%) nervous (0%) observant (0%) organised (42%) patient (0%) powerful (14%) proud (14%) quiet (14%) reflective (0%) relaxed (14%) religious (0%) responsive (14%) searching (0%) self-assertive (14%) self-conscious (0%) sensible (0%) sentimental (0%) shy (0%) silly (0%) spontaneous (0%) sympathetic (0%) tense (14%) trustworthy (0%) warm (0%) wise (0%) witty (0%)

Description Breakdown (7 people)

 

REVIEW

RESENSI GOOD WILL HUNTING

Matt Damon berperan sebagai Will Hunting, seorang BERANDALAN pengangguran yang punya otak Einstein. Ditemani Ben Affleck sebagai Chuckie, mereka berdua kompak banget melakonkan dua sahabat yang tumbuh di lingkungan jalanan.

Jadi gini, Will kerja sebagai tukang sapu di universitas ternama, dan suatu ketika ia berhasil memecahkan teori matematika salah satu profesor dua kali berturut-turut. Profesor itu namanya Gerald Lambeau, dan ia sangat tertarik dengan bakat Will.

Prof. Lambeau adalah seorang genius matematika yang meraih penghargaan Field (semacam Nobel). Dia merasa bahwa Will bukan anak biasa, jadi dia bersikeras untuk mengarahkan Will jadi anak yang lebih “beradab”. Ia tahu bahwa Wil sedang terjerat masalah hukum karena tawuran, dan dia berhasil membebaskannya secara bersyarat demi tujuannya itu.

Syarat bagi WIll untuk bebas: 1) Laporan setiap hari ke Lambeau, dan memecahkan teori-teori matematika lainnya, dan 2) Secara rutin menemui terapis. Will setuju untuk syarat pertama, tapi untuk yang kedua

Berbagai terapis nggak mempan sama Will. Dia terus saja berhasil bikin kacau. Karena itu Lambeau mengundang teman lamanya, Sean (Robin Williams), untuk menangani Will.

Sebenarnya yang diinginkan Prof. Lambeau cuma satu: Will menjadi “waras” dan bekerja lalu mendapatkan apa yang sesuai dengan bakatnya. Bagaimanapun, masalah dengan itu adalah: Will adalah anak berkepala batu, yang belakangan diketahui bahwa ia mengalami hal traumatis yang membuatnya bergabung dengan berandalan, dan menghindari segala macam hubungan dengan manusia.

Ia terlalu takut untuk mencoba sesuatu, dan takut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, karena ia takut akan ditinggalkan. Itu adalah sebuah mekanisme pertahanan diri, kata Sean.

Film ini mengajarkan:

1.      Semua orang takut untuk gagal, tetapi setidaknya mereka telah mencoba. Jangan takut berusaha.

2.      Kecerdasan setiap orang berbeda-beda. Ada kalanya orang pintar di bidang akademis, tapi bidang lainnya tidak. Will mengalami hal ini.

3.      Penyakit mental lebih mengerikan daripada penyakit jasmani. Mereka terus menggerogotimu. Temukan penyebabnya dan sembuhkan.

4.      Setiap orang memiliki pilihan hidup sendiri dan harus memilih salah satu pilihan jalan hidup yang tidak bisa dikendalikan oleh orang lain.


No comments:

Post a Comment