Herzlich Willkommen

Live processing contents

Thursday, December 23, 2010

"GUNG HO"



KETERAMPILAN INTERPERSONAL

RESUME FILM “GUNG HO”
Sebuah film produksi Paramount Picture yang dirilis pada bulan Maret 1986 dengan Sutradara Ron Howard Itu dibintangi Michael Keaton, sebagai seorang Amerika Penghubung “Mobil Maker”  dan Gedde Watanabe, sebagai Takahara Kozihiro yang berperan sebagai direktur manajemen perusahaan mitra Jepang-nya. Ini adalah salah satu film-film yang dapat dinikmati berulang-ulang. Ketika sebuah perusahaan mobil Jepang membeli sebuah produsen mobil Amerika, penghubung Amerika dan rekan Jepang-nya harus menengahi benturan sikap kerja antara manajemen asing dan tenaga kerja lokal. Peristiwa yang terjadi di kota kecil negara Amerika, yakni Hadleyville ini mengisahkan tentang sebuah pabrik mobil yang telah berdiri sejak 35 tahun, namun sejak 9 bulan lalu pabrik ini ditutup. Meski demikian, pabrik ini telah diperbaiki 2 tahun yang lalu dengan peralatan baru sehingga kondisi pabrik dalam keadaan prima. Para pekerja pabrik mobil ini adalah penduduk kota yang semuanya mengandalkan hidup dari pabrik tersebut. Sehingga demi dibukanya kembali pabrik tersebut, Hunt Stevenson dikirim ke Jepang untuk mencari investor. 

Pencarian Hunt berhasil dengan kehadiran Assan Motor Company sebagai manajemen yang baru di pabrik mobil Hadleyville tersebut.
“Kita harus membangun semangat. Kita harus menjadi sebuah tim. Dengan hanya sebuah tujuan. Semua hanya memikirkan perusahaan.”  Begitulah spirit awal yang ditanamkan oleh pekerja Jepang kepada para pekerja Amerika. Kepentingan perusahaan harus berada di atas segalanya. Adanya perbedaan budaya kerja di antara pekerja Jepang dan Amerika seringkali menimbulnya permasalahan di pabrik ini. Budaya kerja Jepang lebih menitikberatkan pada kinerja tim dan loyalitas pada perusahaan, sedangkan Amerika dengan segenap keegoisan dan kesombongan mereka lebih mengutamakan kerja individual, dalam arti ingin selalu dianggap spesial. Meski demikian pada akhirnya, keduanya dapat memahami kelebihan budaya masing-masing. Saat Hunt menyadari bahwa pekerja Jepang memang bisa bekerja lebih cepat, lebih baik, dan lebih lama, setidaknya dapat mengubah budaya kerja buruh Amerika yang terkesan semaunya. Begitu pula, saat Takahara menyadari bahwa ia begitu penurut seolah hidup hanya untuk kerja dan perusahaan tanpa memperdulikan hal yang lebih penting, yaitu orang-orang yang dikasihi, setidaknya ia dapat mengatasi kecemasan hidupnya Dalam proses mediasi bentrokan, mereka mulai membangun pemahaman dan persahabatan.
Ini adalah film komedi. Ada aksi berlebihan dan fiksi. penonton, bagaimanapun, masih dapat dengan jelas melihat perbedaan budaya dan memperkuat pemahaman. Sebuah produsen mobil lokal di Mid-West, Amerika Serikat dalam kesulitan keuangan. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa membantu untuk membangun kembali perusahaan. Mereka mengadakan pertemuan serikat pekerja dan memutuskan untuk mengirim Michael Keaton ke pembuat mobil Jepang untuk meminta untuk mengambil alih perusahaan dan memainkan peran sebagai "White Knight" untuk pembuat Auto AS. Dia pergi ke Jepang dan berhasil membawa staf manajemen Jepang dengan AS. Gedde Watanabe, seorang kandidat manajemen muda, adalah kepala tim Jepang.
Ada banyak adegan lucu dalam film ini. Pertama, nama dari pembuat mobil Jepang adalah "Motors Assan". Film itu menunjukkan   Jepang-Cina Karakter dari nama perusahaan. Itu berarti "Ditekan sedih Motors". Ada banyak kesalahpahaman akibat perbedaan bahasa dan perbedaan budaya. Seorang sekretaris Jepang sedang mengetik ketika Michael Keaton datang ke kantor. Dia bertanya wanita: "? Apa yang kamu memasak" Wanita itu menjawab: "Saya tidak memasak saya mengetik.."
Ketika Michael Keaton dan Gedde Watanabe sedang berdebat di kantor mereka, Watanabe mulai naik ke kursi kantor dan ke mejanya. Ia, menjadi seorang Asia, lebih pendek daripada rekan Amerika-nya. Dia tidak seperti teman Amerika-nya terus melihat ke bawah dari posisi lebih tinggi. Keaton juga naik ke kursi dan meja. Ketika Watanabe menyatakan bahwa Michael akan dipecat, ia jatuh dari atas meja kantor.
Setelah kesalahpahaman dan perkelahian, mereka mulai untuk memahami posisi pihak lain dan dukungan rekan-rekan mereka. Mereka mau tidak mau membuat musuh di sisi mereka sendiri. Mereka bekerja keras untuk meyakinkan pihak mereka sendiri (sebagai AMERICAN), Amerika anggota Uni dan tim Jepang. Bos Watanabe terbang dari Jepang dan memberi mereka berdua target yang sulit. pekerja Amerika dan tim Jepang akhirnya bekerja sama untuk mencapai target sulit ini.
Anda harus melihat meja sekitar dan berpikir dalam posisi mitra Anda." Dia mengajarkan saya bahwa orang lintas-budaya harus menikmati perbedaan.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari film Gung Ho ini. Namun jika dikaitkan dengan manajemen krisis maka hal yang sangat erat adalah saat adanya Akhir film Gung Ho ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan Hunt Stevenson dalam berkomunikasi dengan seluruh publiknya sehingga krisis yang terjadi dapat diatasi dengan baik dan sempurna, tapi juga menyusupkan pesan moral untuk menghormati perbedaan budaya yang ada di tiap kawasan dunia.
Gung Ho memang hanya sebuah film lama yang dibintangi oleh Michael Keaton, Gede Watanabe dan Mimi Rogers. Bercerita tentang sebuah pabrik mobil di AS yang bangkrut kemudian di "perjuangkan" oleh Hunt Stephenson (diperankan oleh Michael Keaton) untuk dihidupkan kembali dengan mencoba menarik investor dari Jepang.

Ceritanya mulai mengalir ketika 2 budaya kerja versi Jepang dan versi Amerika bertemu. Budaya kerja orang-orang Jepang yang sangat disiplin, workaholic, loyalitas buta pada perusahaan yang menjadikan orang seperti robot dan hampir tidak mempunyai kehidupan sosial dan keluarga. Bagaimana jika kemudian bertemu .. (bentrok) dengan budaya kerja orang-orang Amerika yang kasual, kurang disiplin, tetapi memiliki kehidupan sosial yang cukup hangat, dengan orientasi pada kehidupan keluarga ?

Budaya kerja mana yang terbaik ?
Mungkinkah kedua budaya kerja tersebut di sinergikan ?
He he .. tonton sendiri saja filmnya .. asyik, lucu dan cukup menghibur kok filmnya !

Gung Ho sendiri   artinya adalah :  bekerja bersama-sama dengan baik. Dan kemudian didefinisikan lebih spesifik sebagai upaya untuk membangkitkan motivasi dan semangat kerja karyawan.

ANALISA SWOT dalam Film “Gung Ho”
Gung ho memberikan gambaran bagaimana sebuah tantangan, ancaman, hambatan dan kelemahan yang muncul berubah menjadi banyak kesempatan,  kekuatan, kekokohan sebuah semangat tim. Cerita Pertama kali terlihat dari  cara dan model kerja orang Amerika yang begitu bebas, lamban, tanpa target, dan tidak teliti sehingga jauh dari kualitas yang diharapkan oleh investor Jepang dimana Investor tersebut menginginkan cara kerja dan produksi ala negeri mereka yang disiplin, teratur, kerja keras, teliti. Tekanan – tekanan inilah yang membuat pekerja untuk bekerja lebih baik menurut pandangan orang jepang demi kehidupan mereka dan kehidupan perusahaan sendiri.
ANALISA SWOT karakteristik orang Jepang
Karakteristik orang Jepang dalam cerita ini adalah :
Kelebihan
1.      Bekerja keras demi kejayaan perusahaan;
2.      Seluruh waktu jiwa dan raga hanya demi kemajuan perusahaan;
3.      Disiplin, tanggung jawab tinggi, perfeksionis dalam bertindak dan bekerja;
4.      Memiliki sistem dimana dalam perusahaan hanya mengenal Soliditas Tim tidak ada rasa keistimewaan antara pekerja.
Kekurangan
1.      Kurang sifat kekeluargaan, sosial;
2.      Sangat industrialis mementingkan loyalitas dan karir terhadap perusahaan;
3.      Hanya mengejar target tinggi sehingga membuat manusia harus bekerja bagaikan robot yang harus berproduksi terus tanpa rasa lelah;
ANALISA SWOT karakteristik Tim baru “Cross Culture”  antara orang Jepang dan orang Amerika
Dalam cerita ini menggambarkan bagaimana cross culture terjadi dimana antara orang jepang dengan gaya disiplin dan perfersionisnya dengan orang amerika dengan type liberalis dan berharga diri tinggi sehingga manajemen pun harus diadaptasikan dengan kondisi tantangan pendatang, manajemen perusahaan, dan serikat buruh. Dengan karakteristik baru yang tercipta akibat pembauran seperti gaya kerja yang bebas tetapi bertanggung jawab, disiplin, bekerja keras, sosialisme tinggi,
Tim  baru tersebut terbentuk oleh saling pengertian akibat himpitan dari pimpinan besar, target yang sempurna harus terwujudkan.

Krisis yang  sedang dialami oleh Tim & bagaimana cara mengatasinya
Tuntutan buruh Assan Motor Company untuk kenaikan gaji dari 8 dolar 75 sen per jam menjadi 11 dolar 50 sen per jam. Sesuai kesepakatan lewat Hunt, pihak manajemen Assan Motor Company akan memenuhi tuntutan tersebut jika pekerja dapat memenuhi produksi sebanyak 15.000 mobil dalam sebulan. Namun akibat kebohongan Hunt, masalah lain pun timbul dan mengancam tertutupnya kembali pabrik mobil tersebut.
Jika ditinjau dari kategorinya, maka diantara 4 kategori krisis (Exploding Crisis, Immediate Crisis, Building Crisis, dan Continuing Crisis) krisis di atas termasuk ke dalam Building Crisis, yakni krisis yang terjadi lebih terfokus pada persoalan internal. Perlu diingat bahwa meskipun perusahaan memiliki peraturan kerja tersendiri, namun akibat dari suatu kebijaksanaan yang diambil berdasar peraturan itu kadang-kadang dipandang merugikan kelompok orang-orang tertentu. Akibatnya, apapun kebijaksanaan barunya, tetap saja akan melahirkan pendapat publik yang bisa jadi tidak sejalan dengan keteguhan perusahaan dalam menerapkan peraturan-peraturannya. Sehingga, penggiringan pembentukan opini publik yang positif dalam hal ini sangat dibutuhkan.
Oleh karena hal tersebut maka diambil tindakan pemimpin harus bertindak menyelesaikan dan membuktikan apa yang telah disepakati dan dibuat di awal harus diselesaikan dengan tepat walaupun dalam kondisi apapun yang akan memberikan contoh bagi para bawahannya. Karena tanpa kerja keras dan tanpa semangat pantang menyerah segala macam pekerjaan tidak akan selesai dan tidak akan tahan akan tekanan. Gaya kepemimpinan dan pola tidak kerja seperti ini yang bisa mengatasi segala krisis kehidupan dan pekerjaan yang selalu menerjang tanpanya , kita akan terhempas dari namanya krisis dan tantangan.

Bagaimana cara Hunt Stevenson sebagai supervisor mangatasi krisis tersebut (kelebihan & kelemahan)
Dalam mengatasi krisis Hunt Stevenson masih membutuhkan rekan kerja yang dapat diajak bekerja sama dan berpikiran bahwa semua tantangan dan target produksi dapat diatasi dan menanamkan bahwa dengan mengerahkan kemampuan, kita bisa mengalahkan orang Jepang dalam bekerja. Hunt Stevenson juga memberikan arahan agar anak buahnya dapat terus bertahan dan meningkatkan kepercayaannya dengan memberikan janji (terpaksa berbohong) atas kenaikan gaji jika dapat berproduksi 13000 mobil serta dilakukan pendekatan terhadap anak buah yang memang beberapa di antaranya merupakan temannya dan setelah dia terancam gagal maka tindakan atas rasa tanggung jawablah yang membawa dia  memutuskan untuk menyelesaikan target yang telah diputuskan dalam waktu yang telah disepakati walaupun belum tentu dia  bisa memastikan akan berhasil dengan bekerja sendiri. Selain itu akan diadakan rapat pembentukan persatuan buruh untuk memperjuangkan nasib anak buah sehingga dapat terorganisir dengan baik.
Kelebihannya
1.      Dapat menarik hati dan semangat anak buahnya dalam bekerja
2.      Dapat berkomunikasi dengan baik  baik dengan atasan maupun bawahannya
3.      Tetap santai dan fleksible dalam kondisi krisis apapun sehingga masalah dapat dihadapi walau pada akhirnya juga berbuntut pada kekerasan
4.      Menggabungkan  sifat sosialisme dengan industrialisme sehingga kebutuhan pekerja dan tuntutan pekerja agar dapat dipenuhi perusahaan
5.      Menjembatani masalah antara bawahan dengan atasan.
Kekurangan
1.      Kurang terbuka terhadap bawahan atau tidak to the point sehingga membuat misunderstanding antara kontrak perusahaan dengan para pekerja.
2.      Terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan sehingga tidak adanya kerjasama dalam mengambil keputusan bersama sebagai Tim yang solid;

Jika anda menjadi Hunt Stevenson, apa yang akan anda lakukan ketika menerima tantangan memproduksi 15000 mobil
Jika saya menjawab ya, saya bisa, maka akan ada sistem atau manajemen baru untuk mencapai target tersebut, yakni dengan outsourcing dan memang ada tantangan yang akan terjadi di dalam menembus target. Atau melihat kondisi dahulu di lingkungan perusahaan, akankah memungkinkan, karena  mau tidak mau interchange culture terjadi dan merubah karakter dan budaya kerja orang ataupun sekelompok orang tidak semudah membalik telapak tangan karena masing-masing dari mereka bervariasi sifat dan kemampuannya ditambah dengan  adanya sistem baru dan target baru.
Menurut anda manakah yang lebih baik, manajemen jepang atau Amerika
Jika  diambil sesuai dengan cerita Gung Ho maka manajemen Jepang yang lebih baik dari manajemen amerika. Tetapi di dalam kemyataan, kedua Negara ini dalam posisi imbang atau memiliki equvalensi yang berbeda dimana Negara Jepang lebih fokus di dalam menata manajemennya dan Amerika senantiasa mengembangkan cara-cara baru di dalam mengembangkan sistem manajemennya.  Dalam hal ini, konteks manajemen masih berlaku umum belum merambah pada sisi teknis manajemen yang menyangkut manajemen database, manajemen sains dan pengembangan, manajemen budaya kantor dan produksi, dan sebagainya. Oleh karena itu, saya hanya bisa menjawab dalam konteks film Gung Ho itu sendiri.

Pembelajaran dari film “Gung Ho”
film ini mengajarkan  pelajaran berikut:
1.      Akan ada kesalahpahaman dan perkelahian ketika orang dari latar belakang budaya yang berbeda, orang-orang lintas-budaya, bekerja sama.
2.      orang lintas budaya dapat bekerja sama jika mereka tidak berhenti berusaha untuk bekerja sama.
3.      Kunci untuk sukses dalam hubungan lintas-budaya adalah berpikir tentang rekan mereka, bukan hanya sisi Anda.
4.      Adaptasikanlah sistem & strategi bekerja sesuai dengan kondisi lingkungan tetapi tetap dalam kualitas dan kuantitas hasil yang baik.
5.      Disiplin, kecermatan, ketelitian, kekuatan, kerja keras adalah modal untuk sukses dan modal untuk menjadi lebih baik dari orang lain.
@uthor : aginta geniusa

1 comment: